Senin, 14 Juli 2014

pengolahan skor hasil ujian




1.      PENDAHULUAN
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru setelah ujian dilaksanakan adalah koreksi. Pekerjaan yang sangat membosankan namun sangat menentukan nasib siswa ini. Skor hasil pengukuran yang merupakan data hasil belajar yanng dikumpulkan dari proses testing belum dapat digunakan untuk membuat pengambilan keputusan. Untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka skor tersebut harus harus diubah menjadi nilai dalam proses penilaian.
Nilai merupakan hasil dari proses penilaian. Nilai diperoleh dengan mengubah skor dengan skala dan acuan tertentu. Oleh karena itu, nlai hanya dapat dimaknai dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dengan memperhatikan skala dan acuan yang dgunakan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengolaha hasil skor ujian.
2.      RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang dimaksud dengan skor?
B.     Apa bedanya skor dengan nilai?
C.     Bagaimana teknik pengolahan skor hasil ujian?

3.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian skor
Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah disusun dengan sebaik-baiknya  maka anggapannya sudah tercapailah sebagian besar dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak benar sama sekal. Penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan pekerjaan mengetes.
Disamping penyusunan dan pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilaian, ditambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu. Nama lain dri menskor adalah memberi angka.
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 ( tiga ) macam alat bantu[1], yaitu:
a.       Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
b.      Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang slah, disebut kunci skoring.
c.       Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
1.      Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor untuk Tes Bentuk Betul-Salah
Untuk tes bentuk betul salah yang dimaksud dengan bentuk kunci jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita sususn, sedangkan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat skoring. Oleh karena itu dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S makka kunci yang disediakannya hanya berbentuk urutan nomor serta huruf dimana kta menghendaki untuk melingkari (atau juga dapat diberi tanda X).
                                    Contoh:
1.      B
2.      S
3.      S
4.      B
5.      B                                
6.      S
7.      B
8.      S
9.      S
10.  B
                                   
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes berbentuk B-S ini kita dapat menggunakan dua cara, yaitu:
§  Tanpa hukuman atau tanpa denda
Tanpa hukuman adalah apabila banyaknnya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci.
§  Dengan hukuman  atau dengan denda
Sedangkan dengan hukuman karena diragukan adanya unsur tebakan, digunakan dua macam rumus, tetapi hasilnya sama.
Pertama, dengan rumus:
S = R – W
Singkatan dari:
S = Score
R = Right
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
Kedua, dengan rumus:
S = T – 2W
T singkatan dari total, artinya jumlah soal dalam tes.
2.      Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor untuk Tes Bentuk Pilihan Ganda
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuh tanda lingkaran atau tanda X pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
3.      Kunci Jawaban dan Kunci Pemberian Skor untuk Tes Bentuk Jawaban Singkat
Tes bentuk jaab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian.
4.      Kunci Jawaban Dan Kunci Pemberian Skor Untuk Tes Bentuk Menjodohkan
Pada dasarnya tes berbentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, dimana jawaban-jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaannya. Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dalpat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban. Makka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2.
B.     Perbedaan Antara Skor dan Nilai
Apa yang terjaadi selama ini, banyak diantara para guru sendiri yang masih mencampuradukan antara dua pengertian ini, yaitu skor dan nilai.
Skor: adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi oal tes yang dijawab betul oleh siswa.[2]
Nilai: adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.
Pengubahan skor menjadi nilai dapat dilakukan untuk skor tunggal, misalnya sesudah memperoleh skor ulangan harian atau untuk skor gabungan dari beberapa ulangan dalam rangka memperoleh nilai akhir untuk rapor. Secara rinci skor dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu skor yang dieroleh (obtained score), skor sebenarnya (true score), dan skor kesalahan (error score).
Skor yang diperoleh adalah sejumlah biji yang dimiliki oleh testee sebagai hasil mengerjaka tes. Kelemahan-kelemahan butir tes, situasi yang tidak mendukung, kecemasan, dan lain-lain faktor dapat berakibat terhadap score yang diperoleh ini. Apabila faktor-faktor yang berpengaruh ini muncul, baik sebagian atau menyeluruh, penilai tidak dapat mengira-ngira seberapa cermat skore yang diperoleh siswa ini mampu mencerminkan pengetahuan dan ketrampilan siswa yang sesungguhnya.
Skor yang sebenarnya (true score) juga disebut dengan istilah skor universatau skor alam (universe score), adalah nilai hipotesis yang sangat tergantung dari perbedaan individu berkenaan dengan pengetahuan yang dimiliki secara tetap. Sebagai contoh adalah apabila seseorang diminta untuk mengerjakan sebuah tes berulang-ulang, maka rata dari hasil tersebut menggambarkan resultante dari variasi hasil yang tidak ajeg. Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor sebenarnya, disebut dengan istilah kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor, atau dibalik skor kesalahan. Hubungan antara ketiga skor tersebut adalah sebagai berikut:
Skore yang diperoleh = skor sebenarnya + skor kesalahan

C.    Teknik Pengolahan Skor Hasil Ujian
Dalam tahap kegiatan evaluasi dan hususnya pada saat pengolahan data di lakukan nilai – nila kejujuran ( honesty), objetivitas (objektivity), dan keadilan (firnes and justice) harus diperhatian dan di junjung tinggi. Menodai nilai tersebut sama halny dengan menghancuran nilai – nilai luhur yang harus dicapai dlam kegiyatan pendidikan. Dalam penilaian  merupan proses membandingkan hasil pengukur dengan kriteria tertentu dalam rangka pengmbilan keputusan kualitatif. Proses pengolahan ini sedikitny terdiri dari 2 tahap : yaitu koresi dan pengubah nilai mentah (hasil pengukuran/ koreksi) menjad nilai jadi (nilai rapot/ transkip).
Langkah – langkah yang biasanya dilakukn guru setelah ujian dilasnakan adalah “koreksi”. Proses koreksi terdiri atas beberapa tahap, dintaranya adalah verifikasi lembar kerja yaitu pengecekan identitas. Selanjutnya dalam melakukan koreksi diperukan kunci jawaban dan pedoman pemberian skor (marking scheme). Kunci jawaban merajuk pada kriteria yang diberikan evaluator untuk menentukan benar – salah  jawaban siswa. Sedangkan marking scheme merupakan penetuan transformasi jawaban yang umumny bersifat deskripsi kualitatif menjadi kuantitatif berbentuk skor.
Apabila kunci jawaban sudah siap maka pemberian skor dapat dilakukan, yaitu dengnmembandingkan jawaban siswa dengan kunci dan marking shceme tersebut. Dengan kata lain jumlh jawban yng betul dikalikan dengn bobot msing – masing butir soal. Setelah skor untuk seluruh siswa diberikan, maka selanjutnya mentranformsi atau mengubah skor itu menjadi nilai jadi atau ahkir. Nilai akhir ini pdumumnya merupaan kumulasi dari seluruh komponen evaluasi, misalnya : tugas, ulangnan harian, ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS)
1.      Pendekatn Acuan Kriteria dan Norma
Dalam kegiatan pengolahan skor hasil pengukuran (tes atau ujian)perlu di pikirkan dan ditentukan pendeatan yang akan di gunakan: apakah menggunakan Pendekatan Acun Patokan (PAK) atau Pendeatan Acuan Norma (PAN)[3]. Keduanya dapat diterapkan di sekolah dan madrasah.
Dalam penilaian menggunakn PAK, skor mentah siswa diubah menadi nilai jadi atas dasar kriteria atau standar tertentu tanpa membandngkn dengan siswa lainya. Sedangkan dalam PAN prestasi masing – masing siswa ditentukan atas dasar  “posisinya”nya di tengah – tengah siswa lainya. Dengan demiian ada nuansa relativtas. Skor mentah dengan nlai X msalnya, blum bisa mengidentifiksikan nilai akhir tertentu sebelum nilai rata – rata siswa dalam keompoknya diketahui dan d gunakan sebagai pembanding nili skor X tersebut.
 Masing – masing pendekatan tersebut memlii kelebihan dan kekurangan. PAK bisa mendorong teradinya mastery lerning (belajar tuntas) atau belajar yang berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Siwa yang mengusai materi tertentu akan memperoleh nilai akhir tertentu pula. Namun demikian , sutu saat guru akan menghdapi siswa yang tdak mampu mencapai kriteria yang dipatok terebut, sekalipun mereka sudah berusaha maksimal.
Sementara pabila PAN yang digunakan sangat dimungkinkan terjadi kompetensi antar siswa. Sebab dengan PAN, berarti skor nominal berapapun belum menjamin diperolehnya nilai jadi tinggi. Skor tersebut harus dibandingkn dengan skor – skor lain dalam kelompok itu. Sehingga siswa yang tertinggal akan memperoleh nilai tidak lulus.[4]
2.      Penentuan Nilai Ahir dengan PAK
Proses penentuan nilai akhir menggunakan PAK relatif sederhan. Secara Umum langkah – langkhnya adalah sebgai berikut. Pertama; menentukan skala penilaian. Pada umumnya sekolah menggunakan skor 1 – 10. Kedua; menentukn komponen yang akan dipertimbangan dalam penentuan nilai akhir serta porsi masing – masing. Ketiga; menjumlhkan skor dari eluruh komponen itu [setelah dikalikan presentainya] dibagi dengan bilangan ideal dikalikan dengan skala terebut. Contoh: seorang siswa mempunyai skor mentah untuk keempat komponen penilaian di atas sebagai berikut:

No
Komponen
Skor Asli
Skor Jadi Sementara
Bobot
Nili Akhir
1
Tugas
65 dari 80
(65:80)x10=8,13
15%
8,13x0,15=1,22
2
Ulangan Harian
78 dari 100
7,80
20%
1,56
3
UTS
75 dari 100
7,50
25%
1,88
4
UAS
80 dari 100
8,00
40%
3,20

Total



7,86

Rumus pengolahan yang digunakan yaitu:
NR =       
Dimana :
N = Nilai
H = Ulangan Harian (Tugas)
U = Ujian Tengah dan Akhir Semeter  (UTS dan UAS)
R = Rapot (Nilai Akhir)
Jika NH mencakup nilai Tugas dan ulangan harian dan diperhitungkan sama (masing – masing 50%) maka siswa yng mempunyai nilai mentah seperti tabel di atas, akan mempunyai nlai rapot:
Diketahui,             NH      = (8,13 + 7,8) : 2 = 7,87
                              NU      = (7,5 + 8,0) : 2 = 7,75

                  NR = =  = 7,82
3.      Penghitugan Nilai Akhir dengan PAN
      Untuk mengolah skor mentah menjadi nilai jadi menggunakan PAN perlu dilakukan langah – langkah sebagai berikut. Pertama, semua lembar kerja atau jawaban siswa dikoreksi dan di beri skor sesuai bobot masing – masing butir soalnya. Kedua, skor perolehan ini di jumlah dengan komponen evaluasi lain, seperti tugas dan ulangan harian. Penjumlahan ini dengan mempertimbangkan bobot harian atau proporsi masing – masing komponen. Hal ini di lakukan untuk seluruh siswa. Ketiga, skor seluruh siswa di jumlahkan hasilnya dibagi dengan jumlah siswa untuk memperoleh Mean atau Averange ( nilai rata – rata). Rumus Mean dapat ditulis sebagai berkut:
M =
Dimana : M = Mean
          X = Skor masing – masing siswa
                      N = Jumlah Siswa
Jika rumus ini di tetapkan untuk skor dalam tabel 1 maka di peroleh mean = 104,5. Keempat, Simpangan Baku atau standar deviasi skor tersebut di cari dengan langkah dan rumus sebagai berikut.
SD =  
Untuk mencari SD dengan rumus tersebut diperluan tabel persiapan sebagai berikut:
Tabel 1
No
Skor Mentah
X*)
1
113
+8,5
72,25
2
102
-2,5
6,25
3
95
-9,5
90,25
4
103
-1,5
2,25
5
113
+8,5
72,25
6
97
-7,5
56,25
7
102
-2,5
6,25
8
110
+5,5
30,25
9
101
-3,5
12,25
10
109
+4,5
20,25

1045
0,0
368,50

*) diisi dengan selisih skor mentah dengan mean. Jika skor Mentahnya lebih kecil, maka selisih tersebut diberi tanda negatif / minus di depanya.
Dengan penerapan rumus di atas maka di peroleh =
                              SD =  = 6,07
Kelima, menyiapkan tabel konversi, sesuai dengan skala ynag akan di gunakan. Tabel konversi untuk skala 10 adalah sebagai berikut:
No
Skor Mentah
Nilai Rapot
1
M + (2,25.SD)
10
2
M + (1,75.SD)
9
3
M + (1,25.SD)
8
4
M + (0,75.SD)
7
5
M + (0,25.SD)
6
6
M - (2,25.SD)
5
7
M - (2,25.SD)
4
8
M - (0,75.SD)
3
9
M - (1,25.SD)
2
10
M - (1,75.SD)
1
11
<M - (2,25.SD)
0
Tabel 2

Di tediterapkan untuk data skor mentah pada tabel 1, dengan nilai rata – rata 104,5 dan SD-nya 6,07 maka konversinya sebagai berikut:
No
Skor Mentah
Nilai Rapot
1
104,5 + (2,25.6,07)
117,7
10
2
104,5 + (1,75. 6,07)
114,7
9
3
104,5 + (1,25. 6,07)
111,6
8
4
104,5 + (0,75. 6,07)
108,6
7
5
104,5 + (0,25. 6,07)
105,6
6
6
104,5 - (2,25. 6,07)
102,5
5
7
104,5 - (2,25. 6,07)
99,5
4
8
104,5 - (0,75. 6,07)
96,5
3
9
104,5 - (1,25. 6,07)
93,4
2
10
104,5 - (1,75. 6,07)
90,4
1
11
<104,5 - (2,25. 6,07)
<90,4
0

Atas dasar tabel konversi ini maka skor mentah di tabel 1 masing – maing menjadi Nilai Rapot sebagai berikut:

Tabel nilai mentah dan nilai rapot
No
Skor Mentah
Nilai rapot
1
113
8
2
102
4
3
95
2
4
103
5
5
113
8
6
97
3
7
102
4
8
110
7
9
101
4
10
109
7



4.      KESIMPULAN
Menskor atau memberikan nilai pada siswa merupakan kegiatan yang tidak kalah pentingnya dengan pekerjaan pengukuran dengan tes. Menskor atau memberian nilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dengan kebijaksanaan tertentu. Dalam pengolahan skor hasil pengukuran dapat menggunakan pendekatan Acuan Kriteria maupun Pendekatan Acuan Normal.keduanya diakui dan bisa diterapkan di sekolah dan madrasah, walaupn mayoritas guru lebih suka menggunakan Pendekatan Acuan Kriteria.

5.      PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat. Kami minta kritik dan saran agar dapat kami jadikan sebagai evaluasi.


[1] Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan jilid 2, jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal. 259
[2] Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan jilid 2, jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal. 271

[3]Purwanto. 2011. Valuasi Hasil Belajar.Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal 207
[4] Shodiq Abdullah. 2012. Evaluasi Hasil Pembelajaran Konsep dasar, Teori dan aplikasi. Semarang. Pustaka Rizki Putra, hal.126