A.
PENDAHULUAN.
Masalah belajar
merupakan masalah yang selalu aktual dan dihadapi oleh setiap orang. Oleh sebab
itu, banyak ahli-ahli yang membahas serta menghasilkan berbagai teori tentang
belajar. Dalam hal ini, teori yang dihasilkan tidaklah dipertentangkan dengan
kebenaran, tetapi hal yang lebih penting adalah pemakaian teori-teori tersebut
dalam kehidupan yang dirasa paling cocok dengan kebudayaan kita.
Tidak bisa
disangkal bahwa dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor,
sehingga bagi pelajar sendiri adalah sesuatu yang penting untuk mengetahui
faktor-faktor yang dimaksud. Hal ini lebih penting lagi tidak hanya bagi
pelajar tetapi juga bagi calon-calon pendidik seperti kita.
Maka dari pada
itu, kami menyusun makalah ini guna membahas secara lebih mendalam bagaimana
prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam belajar serta metode belajar yang jamak digunakan.
B.
Rumusan
Masalah.
1.
Bagaimana
prinsip-prinsip aktivitas belajar?
2.
Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi belajar?
3.
Bagaimana metode belajar yang jamak
digunakan?
C.
PEMBAHASAN.
1.
Prinsip-prinsip
belajar.
Sebagai seorang
siswa, untuk mencapai tujuan dari belajar perlu mengetahui prinsip-prinsip
belajar. Prinsip-prinsip tersebut digunakan sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan ataupun hasil belajar. Sebenarnya prinsip-prinsip dalam belajar itu
bersifat fleksibel, artinya prinsip belajar dapat dilakukan dalam situasi dan
kondisi yang berbeda. Namun demikian kita dapat menyusun prinsip-prinsip
belajar tersebut sebagai berikut:
a.
Berdasarkan
prasyarat yang diperlukan untuk belajar.
1)
Dalam
belajar setiap siswa harus diusahakan berperan aktif, meningkatkan minat dan
membimbing untuk mencapai tujuan yang dicanangkan.
2)
Belajar
harus dapatmenimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan yang dicanangkan.
3)
Belajar
perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya
bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4)
Belajar
perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan.
b.
Sesuai
hakikat belajar.
1)
Belajar
itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap sesuai dengan perkembangannya.
2)
Belajar
adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
3)
Belajar
adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan
pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus
yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.
c.
Sesuai
materi yang harus dipelajari.
1)
Belajar
bersifat keseluruhan dan materi ini harus memiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehingga siswa mampu menangkap pangertiaanya.
2)
Belajar
harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan yang harus
dicapai.
d.
Syarat
keberhasilan belajar
1)
Belajar
memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
2)
Repetisi,
dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.[1]
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar.
Belajar yang
merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku seseorang, ternyata
banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor, secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor ekstern (dari luar) diri
seseorang dan faktor intern (dari dalam)
diri seseorang.[2]
a.
Faktor-faktor ekstern
1)
Faktor
lingkungan
a)
Lingkungan
alami, yaitu tempat tinggal anak didik
hidup dan berusaha didalamnya, tidak boleh ada pencemaran lingkungan.
b)
Lingkungan
sosial budaya, yaitu hubungan dengan manusia sebagai makhluk sosial.
2)
Faktor
instrumental
Yaitu
seperangkat kelengkapan dalam bergbagai bentuk untuk mencapai tujuan, yang
meliputi:
a)
Kurikulum
b)
Sarana
dan prasarana
c)
Guru
d)
Program[3]
a.
Faktor-faktor
intern
1)
Kondisi
fisiologis
a)
Kesehatan
jasmani
b)
Gizi
cukup tinggi
c)
Kondisi
panca indra (mata, hidung telinga, pengecap dan tubuh)
2)
Kondisi
psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu
semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja memiliki pengaruh belajar
seseorang.
Thomas F. Staton menguraikan enam macam faktor psikologis, yaitu:
a)
Motivasi
Seseorang akan
berhasil dalam belajar apabila ada keinginan dalam dirinya utuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut
sebagai motivasi. Motvasi dalam hal ini ada dua hal, yakni: (1) mengetahui apa
yang akan dipelajari,: dan (2) mengapa hal tersebut patut dipelajari.[4]
Dengan berpijak pada dua hal ini sebagai
dasar permulaan seseorang untuk belajar. Akan menjadi hal yang sulit
apabila seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar.
b)
Konsentrasi
Konsentrasi
merupakan memusatkan segenap kemampuan
dalam melakukan kegiatan, dalam hal ini belajar. Didalam belajar, mungkin juga
adaperhatian sekedarnya, tetapi tidak konsentrasi, maka materi yang masuk dalam
pikiran mempunyai kecenderungan berkesan, akan tetapi samar-samar di dalam
kesadaran. Kesan itu mungkin juga jelas bagi seseorang untuk memahami secara
umum apa yang telah dilihat ataupun didengarkannya, namun tidak cukup kuat
untuk membuat kesan yang hidup dan tahan lama.
c)
Reaksi
reaksi
merupakan suatu bentuk respon ataupun tanggapan yang melibatkan unsur fisik
maupun mental terhadap sesuatu. Dalam belajar
diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental sebagai wujud reaksi.
Pikiran dan otot harus bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu
bertindak dan malakukannya. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya, menyerah pada
lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai suatu tantangan yang
memerlukan reaksi. Jadi orang belajar itu harus aktif, dan bertindak dengan
mengoptimalkan semua panca indra eserta tubuh.
d)
Organisasi
Belajar dapat
pula diartikan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata, atau menempatkan
bagian-bagian bahan pelajaran menjadi satu-kesatuan pengertian.[5]
Perbedaan belajar yang berhasil dan kebingunngan sering kali hanyalah perbedaan
antara cara penerimaan dan pengaturan fakta-fakta dan ide-ide dalam fikiran
siswa yang belajar. Untuk membantu siswa agar cepat dapat mengorganisasikan
fakta-fakta dalam pikirannya, maka diperlukan perumusa tujuan yang jelas dalam
belajar.
e)
Pemahaman
Pemahaman dapat diartikan dengan menguasai dengan pikiran. Karena
itu belajar harus mengerti secara mental makna dan filisofinya, maksud dan
implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga siswa dapat memahami situasi.[6]
Perlu diingat bahwa pemahaman ini tidak hanya sebatas tahu, akan
tetapi juga menuntut siswa untuk memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami.
Jika sudah demikian, belajar akan bersifat mendasar.
f)
Ulangan
Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar. Namun lupa merupakan sifat umum yang dimiliki
manusia. Biasanya sehari setelah siswa melakukan pembelajaran di sekolah,
mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam pelajaran
tersebut. Sehubungan dengan kenyataan itu, untuk mengatasi kelupaan, maka
diperlukan ulangan. Namun dalam melakukan kegiatan pengulanganharus disertai
dengan pikiran dan bertujuan.
3. Metode Belajar
Dalam kamus besar bahasa indonesia (1995: 652) menyatakan metode sebagai
“cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya)”, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan sesuatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[7]
Adapun metode belajar yang jamak digunakan adalah sebagai berikut:
a. Metode SQ3R.
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari
teks yang meliputi:
1) Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi selurh teks.
2) Question, yakni menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
3) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
4) Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
5) Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun
pada langkah kedua dan ketiga.
b. Metode PQRST.
Metode ini dibuat oleh Thomas F. Staton dalam bukunya How To Study (1952).
Adapun langkah-langkah metode ini adalah:
1) Preview (menyelidiki)
Preview adalah suatu langkah atau tahapan sebelum seorang
membaca buku. Penyelidikan ini bisa dilakukan dengan membaca kalimat-kalimat
awal atau kalimat pokok pada permulaan atau akhir suatu paragraf, ataupun
ringkasan pada akhir suatu bab.
2) Question
Seperti pada SQ3R, langkah yang pertama adalah
membaca. Apabila pada akhir suatu bab ada daftar pertanyaan yang dibuat oleh
pengaran buku, sebaiknya bagian itu dibaca terlebih dahulu.
3) Readl (membaca)
Disini juga dianjurkan membaca secara aktif, yakni
pikiran seseorang harus memberikan respon terhadap apa yang dibacanya.
4) State (menyatakan)
Langkah selanjutnya adalah menyatakan sendiri apa saja
yang telah dibacanya.
5) Test (menguji)
Yakni dengan menguji pikiran apakah masih ingat apa
yang dibacanya.
c. Metode Quantum Learning
Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov,
seorang pendidik berkebangsaan bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang
disebutnya “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya
sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif.[8]
Pada dasarnya, quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam
program neurolongistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang cara otak
mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku,
dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara guru dan siswa.
Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui cara menggunakan bahasa yang
positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif-faktor penting untuk
merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan
dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan pegangan
dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
D. SIMPULAN
Dari makalah yang kami susun dapat
disimpulkan bahwa:
Prinsip-prinsip
belajar
a. Syarat keberhasilan belajar
b.
Sesuai
materi yang harus dipelajari
c.
Sesuai
hakikat belajar.
d.
Berdasarkan
prasyarat yang diperlukan untuk belajar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
a.
Faktor-faktor ekstern
1)
Faktor
lingkungan
2)
Faktor
instrumental
b.
Faktor-faktor
intern
1)
Kondisi
fisiologis
2)
Kondisi
psikologis
Metode
belajar
a. Metode SQ3R.
b. Metode PQRST.
c. Metode Quantum Learning
DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, Nour. 2012. Psikologi Pembelajaran.
Yogyakarta: Teras
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
[1] Slameto,
Belajar &Faktor-faktor yang Mempengaruhi,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
hlm. 27-28
[2]
Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010 ), hlm 39
[3] Noer
Rohmah,Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 195-196
[4]
Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010 ), hlm 40
[5]
Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010 ), hlm 42
[6]
Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010 ), hlm 42-43
[7] Noer
Rohmah,Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 200
Tidak ada komentar:
Posting Komentar